Laman

Rabu, 17 Desember 2008

Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan buku diary saya yang telah lama menghilang dan saya lupakan. Buku berwarna biru itu memang cukup lama saya miliki. Lembar demi saya membukanya dan membaca kembali semua yang pernah tertulis disitu. Tertulis pada lembar pertama tanggal 8 April 2004, saat itu saya masih duduk di bangku SMP. Selanjutnya saya melihat lembar kedua dan seterusnya. Kalau dipikirkan memang buku ini tidak pantas disebut diary karena sebagian besar isinya adalah kumpulan cerpen dan lagu-lagu yang pernah saya buat, buku ini sendiri sebetulnya adalah lanjutan dari buku cerpen saya yang pertama. Hmm. Apapun itu yang jelas buku ini sangat berharga. Kemudian saya membaca ulang semua cerpen karya saya itu. Saya tertawa, tepatnya menertawai diri saya sendiri. Sebagian besar cerpen yang saya buat pada waktu itu memang masih lugu, polos ciri khas anak-anak, rada gak nyambung, intinya, gak “meaning” banget deh!
Jelas saya sangat meragukan kalau cerpen yang baru saya baca itu adalah karya saya. Saya bertanya kembali kepada diri saya, benarkah ini cerpen saya? Seperti apa sih saya sewaktu itu? Saya ingin kembali menyelami masa-masa kecil saya itu.
Gadis kecil itu masih sangat lugu dan polos dalam memandang kehidupan. Gadis kecil itu selalu berada di belakang tubuh ibunya karena ia adalah seorang penakut. Gadis kecil itu gampang sekali “memerahkan” pipinya karena ia seorang yang pemalu. Gadis kecil itu sering sekali berkhayal karena ia seorang pemimpi. Dan sekarang gadis kecil itu sudah tumbuh dewasa dan sedang belajar banyak hal dari kehidupan. Dan sekarang gadis kecil itu sedang menulis note ini.
..every day there's a girl in the mirrorasking me what are you doing herefinding all my previous motivesgrowing increasingly unclear
(homesick – kings of convenience)
Memang benar kata pepatah bahwa “pengalaman adalah guru yang paling baik”. Pengalaman mengajarkan segalanya tentang kehidupan.
kehidupan ini adalah proses pembelajaran
Ia bagaikan sebuah buku dan kita harus mampu mempelajarinya dengan baik. Saya semakin menyadari di usia yang telah menginjak 18 tahun ini, ternyata banyak hal yang telah dapat, banyak pengalaman berharga yang sebagian besar saya dapatkan dari kegagalan atau kesuksesan.
- saya belajar bagaimana mensyukuri setiap waktu yang dapat, setiap udara yang saya dapat untuk bernapas, setiap langkah yang telah saya lalui, bersyukur karena berada dalam keluarga yang saya sudah terlanjur jatuh cinta di dalamnya, saya bersyukur untuk semua hal dan saya bersyukur pada yang Maha Berkehendak karena saya dapat menyadari ini semua.
- Saya belajar bagaimana caranya agar bisa menjadi diri saya sendiri yang mandiri dan saya belajar agar tetap memegang teguh prinsip hidup saya.
- Saya belajar bagaimana caranya mencapai tujuan dan saya belajar bagaimana rasanya bersusah payah untuk mendapatkannya.
- Saya belajar untuk menghargai dan menghormati orang lain. Sejahat apapun orang itu tetap tidak akan dapat membuat saya menaruh dendam berlebihan, karena saya yakin bahwa manusia pada dasarnya itu BAIK dan yang membuatnya jahat sedemikian hingga adalah godaan syaitan, bukan orangnya. Belajar pada pengalaman, banyak hikmah yang dapat kita ambil.
- Saya belajar untuk mengontrol diri saya, saat ada orang memarahi saya. Saya belajar untuk melihat segalanya dari berbagai aspek.
- Saya belajar untuk terus mengintrospeksi dan mengevaluasi diri sendiri mana kala ada perbuatan saya yang kurang menyenangkan bagi orang lain dan merugikan saya sendiri.
- Saya belajar menerima kekalahan dari orang lain, karena bagi saya tidak ada orang yang sukses tanpa menemui kekalahan atau kegagalan.
- Saya juga belajar menjadikan kegagalan sebagai awal dari pembelajaran yang berharga.
Seperti kata kings of convenience..
Failure is always the best way to learn,retracing your steps 'til you know,have no fear your wounds will heal…
- Saya belajar bagaimana memandang suatu persoalan dengan baik agar dapat terselesaikan dengan cepat, karena saya tahu suatu masalah hanyalah persoalan bagaimana cara kita memandang masalah itu, karena bagi saya semua masalah adalah ujian yang diberikan olehNya, dan saya yakin semuanya pasti ada jalan keluarnya bila kita tetap optimis dan ikhlas menghadapinya.
- Saya belajar untuk menjadikan teman saya sebagai kawan dan saingan saya. Teman yang membantu dan saingan yang menyemangati. Ingatlah tidak semua persaingan itu buruk. Jadikanlah sebagai kesempatan untuk berkembang.
- Saya belajar tidak hanya dari pengalaman sendiri tetapi dari pengalaman orang lain. Memang baik belajar dari pengalaman diri sendiri tetapi lebih bijaksana jika dapat belajar dari orang lain.
- Saya belajar bahwa hidup sebetulnya bukan sekedar hubungan antar manusia, karena hidup sejatinya hanyalah hubunganmu dengan Tuhanmu dan karena kelak semua yang hidup pasti akan dimintai pertanggungjawabannya di akhir zaman olehNya.
- Terakhir, saya belajar untuk tidak pernah berhenti belajar, karena saya ingin menjadi pembelajar sejati.

(to be continued..)