Laman

Minggu, 14 Juni 2009

Berbahagialah..^^

Berbahagialah..

Ada satu hal yang membuat kita gampang putus asa dan bersedih, yaitu, menolak diri sendiri. Allah berfirman, “…berpegang teguhlah pada apa yang telah Allah berikan kepadamu dan jadikanlah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. Al-A’rah : 144)

Kisah ini dari buku Mr.Positive vs Mr. Negative karya Praveen Verma. Konon ada seorang pemuda yang bermimpi bertemu dengan malaikat. Saat itu dia mengajukan satu keinginan, “aku ingin tinggal dalam sebuah rumah besar dengan sebuah serambi di depan, dua peliharaan yang bagus, dan sebuah taman di halaman belakang. Aku ingin menikah dengan seorang wanita yang tinggi, cantik, baik hati, dan berambut hitam panjang, bermata biru, yang bias bermain gitar dan bernyanyi dengan suara bening dan tinggi.

Aku juga ingin tiga anak lelaki yang kuat sebagai teman bermain sepak bola. Ketika mereka tumbuh dewasa, yang satu akan menjadi ilmuwan besar, satu lagi menjadi senator, dan yang paling muda menjadi penyerang belakang. Aku ingin menjadi petualang di samudra luas, mendaki gunung-gunung tinggi dan menyelamatkan orang. Dan aku ingin mengendarai Ferrari merah dan tidak pernah menyupir sendiri.”

Malaikat menjawab, “tampaknya itu mimpi yang indah. Aku ingin kamu bahagia.”

Suatu hari, saat bermain sepak bola, anak lelaki itu terluka lututnya. Tentu dia tidak bias bertualang ke laut dan gunung-gunung. Dia pun terpaksa banting stir dan memulai bisnis pemasok farmasi. Dia menikahi seorang gadis cantik dan baik hati, tapi gadis itu pendek bermata cokelat (tidak biru), tidak dapat bermain gitar apalagi bernyanyi ( tapi, bisa memasak masakan yang enak). Karena usahanya yang biasa-biasa saja, dia tinggal di kota besar di puncak gedung apartemen yang tinggi dengan pemandangan di laut yang membiru dan lampu kota di bagian bawah. Dia pun memiliki anak perempuan lumpuh, tapi sangat cantik dan pintar memainkan musik. Dia tidak mengendarai Ferrari meski sangat berkecukupan.

Suatu ketika dia terbangun dari tidur dan mengingat mimpinya yang dulu. Dia pun bersedih dan mengeluh kepada psikolog. Dia mengeluhkan tentang istrinya, rumahnya, dan kariernya. Dia dikenai bayaran $ 110. Karena masih ingin Ferrari, dia mendatangi seorang akuntan untuk mencoba menghitung uangnya. Akuntan itu mengenakan biaya $ 100. Dia pun datang ke ahli nujum untuk mengeluhkan nasib anaknya. Semua yang didatangi menyatakan, “kamu sudah cukup bahagia dengan kondisimu sekarang!”

Lelaki ini tak mau mendengar, akhirnya jatuh sakit. Semua keluarga bersedih, kecuali psikolog, akuntan, dan ahli nujum. Pada suatu malam, dia bermimpi bertemu malaikat lagi, “Kenapa Tuhan tidak memberikan permintaanku?”

Malaikat menjawab, “Tuhan bisa memberikan semuanya, tapi Tuhan ingin mengejutkanmu dengan hal-hal yang tak kamu impikan. Tuhan menyangka kamu telah memperhatikan apa yang telah diberikanNya kepadamu : seorang istri cantik dan baik hati, anak perempuan yang cantik, sebuah usaha yang bagus, dan sebuah tempat yang bagus untuk ditinggali.”

“Ya,” sela lelaki itu. “Tapi, aku pikir Tuhan akan memberikan apa yang benar-benar aku inginkan.”

“Dan Tuhan pikir, kamu memberikan kepadaNya apa yang benar-benar Dia inginkan.” Jawab malaikat.

“Apa yang Tuhan inginkan dariku?” tanya lelaki itu terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Tuhan menginginkan sesuatu dari dirinya.

“Tuhan ingin kamu bahagia dengan apa yang telah Dia berikan kepadamu,” jawab malaikat

Apakah kita telah berbahagia dengan seluruh yang kita terima dari Allah?

Jika ingin hidup bahagia, puaslah dengan postur yang telah diberikan Allah, dengan status keluarga (apapun kondisinya), dengan pemahaman, dan bakat yang kita miliki. Semua orang sukses memiliki rumus yang sama, terimalah dengan lapang dada anugerah yang diberikan, meskipun belum memenuhi harapan. Terimalah, tanpa merasa kekurangan.”

Bahkan, nabi-nabi pun bukanlah orang yang begitu megah dimata masyarakatnya. Hampir semua nabi adalah pengembala kambing, hanya beberapa yang memiliki profesi khusus; Daud adalah seorang pandai besi, Zakariya adalah seorang tukang kayu, Idris adalah seorang penjahit, dan Muhammad saw adalah seorang pesuruh.

Jadi, nilai kita terletak di bakat kita, amal saleh kita, manfaat dan akhlak yang ada dalam diri kita. Oleh karena itu, tidak alasan untuk bersedih, karena tidak mendapatkan ketampanan, harta benda, atau orang tua yang kaya raya. Tetaplah ridhalah dengan bagian yang telah diberikan Allah, “Kamilah yang telah membagikan di antara mereka penghidupan dalam kehidupan dunia.” (QS. 43:32)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih” (QS. 14:7)

Bersama kesukaran ada kemudahan, jadi La Tahzan! (jangan bersedih!).
Setelah malam, pasti ada fajar; setelah sahara semit, pasti ada taman hijau yang luas. Yakinlah, akan datang sahabat yang pergi, akan sembuh saudara yang sakit, akan tertolong orang yang mendapat cobaan, akan dilepaskan orang yang dipenjara, akan kenyang orang yang kelaparan.

Sesungguhnya, Kami memberikan kepadamu kebahagiaan yang nyata. (QS. 48:1)

*dikutip dari buku La Tahzan for teens, by : Qomaruzzaman Awwab. Hadiah yang indah saat aku terjatuh di suatu malam*

Tidak ada komentar: