Laman

Jumat, 12 Februari 2010

Semester 4 : ketika segala yang telah kau dapat dipertanyakan.

Agak bingung sebenarnya ketika harus memakai istilah khusus untuk menggambarkan semester ini. Secara, semester 4 baru saya jalani 2 minggu dan saya harus menerka-nerka kira-kira saya akan melalui semester ini bagaimana, dengan siapa dan mau di arahkan kemana?

Sebetulnya saya sendiri tidak terlalu mengistimewakan semester 4 ini, tidak ada target khusus. Hanya terkadang kita sendiri perlu mendapatkan arah yang jelas di setiap waktu yang kita habiskan. Arah tujuan yang pasti saya rasa sedikit berbeda dengan target. Ketika kita membuat target, biasanya yang kita perhatikan atau evaluasi nantinya adalah produk atau hasil dari usaha kita selama ini. Dalam artian hanya sekedar jangka pendek. Tetapi ketika kita memberikan arah dari target itu sendiri, kita berbicara jangka panjang, harus ada hal yang berkesinambungan dari target yang satu dengan yang lain.

Kita mempunyai target utama dalam hidup ini. Namun terkadang, untuk memperoleh target utama itu tidak lah mudah. Untuk itu kita membuat target-target kecil dibawahnya untuk mencapai target utama nantinya.

Kembali ke masalah semester 4 dan arahnya. Seiring berjalannya waktu, saya semakin bersyukur dengan kesempatan masuk UI yang telah DIA berikan kepada saya, masuk psikologi khususnya. Sungguh, tidak ada yang serba kebetulan di mata Allah, semua telah terencana dengan rapi dengan tujuan yang pasti. Saya percaya itu. Jika banyak yang mengatakan orang-orang yang masuk fak.psikologi itu sedang berobat jalan, ya setuju itu.

Psikologi itu seru! Sangat!

Banyak pertanyaan-pertanyaan saya di awal yang telah terjawab dari pandangan psikologi. Menariknya materi kuliah-kuliah yang selama ini telah saya dapatkan beberapa diantaranya dapat dengan mudah saya terapkan di kehidupan nyata. Ini sedikit berbeda dengan ilmu-ilmu lain. Belum lagi teman-teman, dosen, kehidupan kampus yang benar-benar kondusif untuk belajar dan sangat menstimulus saya (haduh..bahasanya behavioristik sekali! hehe) untuk terus masuk kuliah. Sebenarnya tidak sesederhana itu, masih banyak hal lain yang membuat saya merasa hommie di psikologi.

Memasuki semester 4 ini, banyak sekali yang membuat saya khawatir. Khawatir disini bukan dalam hal mata kuliah yang makin lama makin susah, tapi khawatir dalam artian semakin dalam saya belajar psikologi (atau ilmu apapun sebetulnya), maka semakin besar pula tanggungjawab saya akan ilmu itu. Hmm..terlalu berat sepertinya. Tapi saya merasa semester 4 ini merupakan waktu yang tepat untuk melebarkan sayap. Bukan berarti mau sok tahu (padahal ilmunya masih cetek) atau belagu, sama sekali bukan. Tapi seperti yang saya sebutkan sebelumnya, sekarang saya bisa lebih merasa menjadi anak psikologi itu sendiri daripada sebelumnya. Lebih bisa berpikir sebagai anak psikologi atau merasa ‘memiliki’ FPSI itu sendiri.

Seperti kata Piaget, our cognitive development is like mentalembryology. Artinya, perkembangan cara kita berpikir itu seperti perkembangan janin, trus membesar dan berkembang hingga siap dilahirkan. Pasti ada perkembangan cara berpikir diantara kita, itu wajar.
Oleh karena itu, menyambung topik awal tadi, saya ingin mengarahkan target-target saya ini tidak hanya menguntungkan saya sendiri (dari bidang akademik), tetapi juga bagi orang lain. Saya ingin berkontribusi lebih banyak bagi fakultas ini. Ingin lebih mengoptimalkan status mahasiswa saya dengan aktivitas kampus yang lain di luar kuliah.

Terakhir, bila ada usaha pastinya kurang komplit tanpa disertai doa. Umar bin Khattab pernah berkata, “ketika aku berdoa, aku tidak memperdulikan apakah doa ku itu akan dikabulkan atau tidak, karena ketika Allah masih memberikan kesempatan berdoa padaku saja itu sudah merupakan nikmat yang luar biasa. Biarlah itu menjadi urusan Allah yang maha pendengar lagi melihat, kita hanya perlu berdoa dan berusaha menjadi yang lebih baik tiap waktu.”

Singkatnya, semoga Allah swt. selalu memudahkan segala urusan kita. Amin :)

Rgrds,
Belinda.

Tidak ada komentar: